Rabu, 19 Juni 2013

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA by Yanu Editama



DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Keadilan salah satu unsur atau pilar dari hukum. Judul tersebut di atas selalu dipakai dalam amar putusan oleh pengadilan. Dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat sampai bernegara tuntutan keadilan menjadi warna ketika bertemu pada kepentingan segolongan / sebagian dari anggota keluarga, masyarakat sampai pada Negara. Ambil contoh masalah kesejahteraan, ketika pembagian rezeki (uang/barang) masing-masing anggota/unsur keluarga, masyarakat sampai pada Negara tidak memperoleh kepentingan yang diharapkan maka tuntutan keadilan muncul.
Pimpinan/kepala dalam keluarga, masyarakat sampai pada Negara memiliki peran yang dominan dalam memberikan pengayoman dan perlindungan sebagai wujud keadilan bagi masing-masing anggota/unsur keluarga, masyarakat sampai pada Negara. Apa yang terjadi sekarang yang kita bisa saksikan keadilan yang menjadi dambaan sekedar dalam tataran teori/visi/misi/filosofi.
Ijinkan Penulis memberikan teguran untuk penulis dan siapapun untuk taat dan takut pada Tuhan bukan takut atau taat pada manusia yang tidak mengikuti aturan/hukum.
Bagi yang merasa keadilan terusik maka takut dan taat pada Tuhan Yang Maha Esa untuk menegakkan ketidak adilan dan mengembalikan kepada Hukum Tuhan.
Unsur-Unsur Pidana / Perdata / Mal Administrasi sangat membantu manusia dalam menegakkan Hukum Tuhan. Unsur tersebut meliputi : Subyek yakni manusia dan/atau Badan Hukum yang tidak memberikan keadilan; Obyek yakni bisa manusia/badan hukum/produk Tata Usaha yang dilanggar hak-nya secara hukum, obyek tersebut dapat menjadi alat bukti dalam menuntut penerapan hukum. Itikad/niat yang sudah diwujudkan dalam perbuatan/peristiwa yang dilakukan manusia bisa karena kewenangan yang sewenang-wenang maupun manusia yang tidak memiliki kewenangan sampai merugikan manusia yang lain. Causa/sebab yang jelas tidak halal sehingga menyebabkan rasa keadilan diciderai oleh kepentingan manusia yang kadang seolah-olah mengatasnamakan keluarga, masyarakat sampai pada Negara.
Refleksi di Instani tempat penulis mencari rezeki, bukannya hendak menumpahkan makanan yang hendak dimakan oleh keluarga, masyarakat sampai pada Negara namun bertujuan mengamankan dari ketidak adilan yang sempat atau masih dalam tataran niat/itikad buruk. Semoga bermanfaat, barokah dan sebagai ladang pahala.
Tim Kendali Mutu yang di bawah organisasi (SKMPP = Sistem Kendali Mutu Program Pertanahan, sebagai contoh di instansi Penulis), memiliki peran yang sangat strategis apalagi langsung di bawah Unit Kepresidenan Pengendalian Program Pemerintah yang bertanggung jawab kepada Presiden. Setiap Satuan Kerja memiliki Tim Kendali Mutu yang honorarium/upah tambahan selain gaji yang diberikan tiap bulan menyebabkan antara hak dan kewajiban demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dilaksanakan. Pertanyaan sempat terlintas kenapa instansi BPN RI untuk tahun 2012 mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari instansi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ? bukannya penulis yang berada di instansi BPN RI tidak bangga namun rasa keadilan antara hak dan kewajiban yang ada memiliki jarak. Adapun jarak yang penulis ingin ungkapkan adalah transparansi, penegakan hukum, keseimbangan antara hak dan kewajiban, penempatan pegawai, fasilitas pendukung (BMN = Barang Milik Negara) yang pendataan dan kondisi kekinian serta perawatan sampai distribusi penggunaan masih ada rasa ketidak adilan.
Jika ingin membuktikan secara clear, clean and fresh serta menciptakan keadilan maka perlu pendataan yang seakurat mungkin dan sistem pembuktian terbalik, sehingga dalam pelaksanan tidak ada istilah ABS = Asal Bapak Senang.
Data yang sempat tersajikan silahkan dicek ulang mengenai kondisi senyatanya dengan melihat secara langsung dan tersembunyi dalam pengecekannya, karena berdasarkan pengalaman jika terencana maka sudah ada permainan sulap. Jika terbukti ada permainan sulap maka sebagai tuntutan rasa keadilan maka tegakkan hukum karena setiap manusia tidak ada yang kebal hukum namun sama di hadapan hukum.   
Berani Jujur Hebat, Mari secara aktif kita wujudkan rasa keadilan dalam kehidupan keluarga, masyarakat sampai pada Negara. Jika bukan diri kita kemudian siapa lagi ? dan mau kapan memulai jika bukan dari saat ini untuk sadar berubah menjadi lebih baik dan menjadi ladang pahala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar