Kamis, 06 Juni 2013

“ANAK AYAM KEHILANGAN INDUKNYA” by Yanu Editama



PEGAWAI BARU MASUK TANPA BIMBINGAN DAN TANPA DIBEKALI KEAHLIAN SERTA TANPA PENGALAMAN NAMUN SITUASI DAN KONDISI MEMAKSA HARUS MELAKSANAKAN TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB SEBAGAI PEGAWAI


Menjadi Pegawai merupakan cara mencari rezeki, namun ketika dalam mencari rezeki ada kalanya diibaratkan seperti anak ayam kehilangan induknya dan harus mencari makan sendiri maka beberapa hari di awal kehilangan induk ayam tentu si anak ayam akan berkotek/berkicau/berteriak karena tidak biasa dan dipaksa mencari makan serta mengamankan diri untuk bertahan hidup.
Hal analogi cerita tersebut tentu ada rekan-rekan pembaca pernah mengalaminya. Terlintas dalam pikiran penulis, kenapa manusia dibekali akal pikiran dan hati nurani namun ketika mencari rezeki tidak ada persetujuan antara pikiran dan hati nurani ? Organisasi/institusi/badan hukum apapun tentu dibentuk dalam cita-cita/harapan yang mulia/baik, namun ketika dalam menempatkan manusia untuk menggerakkan/menjalankan organisasi/institusi/badan hukum tersebut tidak dimulai dengan persetujuan akal pikiran dan hati nurani ? Akhirnya kehancuran suatu organisasi/institusi/badan hukum hadir diawali dengan kesalahan dalam penempatan manusia yang diberikan tugas, fungsi dan tanggung jawab untuk menjalankan/melaksanakan organisasi/institusi/badan hukum dimaksud.
Ada kalanya penulis menerka/menduga apakah manusia itu dapat digolongkan menjadi manusia yang tahu namun tidak mau tahu atau memang tidak tahu sama sekali atau dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawab tidak sepenuh hati ? Antara harapan dan kenyataan “das sein dan das sollen”
Reformasi sampai revolusi yang dikawal oleh banyak orang akhirnya menjadi program tanpa sampai pada penerapan jika oleh manusia yang diberikan tugas, fungsi dan tanggung jawab untuk menggerakkan organisasi/institusi/badan hukum tidak mengawali dengan persetujuan pikiran dan hati nurani untuk cita-cita/harapan organisasi/institusi/badan hukum yang mulia/baik.
Membangun karakter bangsa dalam diri setiap pegawai/aparat melalui daya juang dan kemandirian dalam melayani masyarakat/rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi standar pelayanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar